NGINGU LELE

ngingulele123.blogspot.com


Jenis-jenis ikan lele budidaya

Ikan lele memiliki jenis yang beragam. Di Asia Tenggara saja setidaknya terdapat 20 jenis ikan lele. Namun tidak semuanya cocok dibudidayakan.
Ikan lele (Clarias Sp.) banyak tersebar di perairan Asia dan Afrika. Jenis ikan lele sangat banyak, tidak semua ikan lele cocok untuk dibudidayakan dan dikonsumsi. Hanya dari jenis-jenis tertentu saja yang bisa dibudidayakan untuk tujuan konsumsi.
Jenis-jenis ikan lele yang dibudidayakan biasanya memiliki sifat unggul seperti pertumbuhan cepat dan tahan terhadap penyakit. Selain itu, ia harus bisa tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang mempunyai kepadatan tinggi dan kondisi air minim.
Ikan lele banyak hidup di perairan air tawar hingga air payau. Beberepa peternak lele di Pantura Jawa berhasil membudidayakan ikan lele di tambak bekas bandeng dan udang. Pada dasarnya, ikan lele hidup secara nocturnal, aktif bergerak di malam hari. Di perairan bebas lele berada di tempat-tempat air tergenang yang cenderung tenang seperti rawa, danau dan daerah sungai yang agak terlindung. Biasanya ikan ini memilih tempat-tempat yang teduh dan membuat lubang-lubang ditanah.
Ikan lele termasuk pada jenis ikan karnivora atau pemakan daging. Di alam ikan ini menyantap cacing, kutu, larva serangga dan siput air.  Pada keadaan tertentu ia bisa memangsa sesamanya alias kanibal. Biasanya, ikan lele menjadi kanibal karena tak ada makanan lain dan faktor perbedaan ukuran. Lele yang lebih besar akan memangsa kawanan yang lebih kecil.
Ikan lele berkembang biak dengan telur, dan telurnya dibuahi secara eksternal. Musim perkembangbiakan lele secara massal terjadi diawal musim hujan. Dibeberapa kasus masih membiak sepanjang musim hujan. Ikan lele memijah didorong oleh faktor kelimpahan air dan kualitas air, dimana pada musim hujan air cukup banyak dan kualitasnya lebih baik. Lele juga memijah ketika ada rangasangan berupa bau tanah. Tanah yang terjemur kemudian terendam air akan mengeluarkan bau khas yang merangsang ikan memijah. Kondisi ini biasanya terjadi saat hujan tiba.
Di Indonesia, setidaknya terdapat dua spesies ikan lele yang biasa dibudidayakan masyarakat. Yaitu spesies Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Dari dua spesies ini, ada beberapa ikan lele yang dikategorikan unggul yaitu lele dumbo, lele sangkuriang dan lele phyton. Setiap jenis ikan lele tersebut memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Berikut penjelasan dari jenis-jenis ikan lele budidaya di Indonesia.
1. Ikan lele lokal
Ikan lele lokal memiliki nama latin Clarias Batrachus, merupakan jenis ikan lele yang dikenal luas di masyarakat. Sebelum lele dumbo diperkenalkan di Indonesia, para peternak biasa membudidayakan ikan lele jenis ini. Namun saat ini sangat jarang peternak yang membudidayakan jenis lele lokal karena dipandang kurang menguntungkan. Lele lokal memiliki Food Convertion Ratio (FCR) yang tinggi, artinya rasio pakan yang diberikan terhadap berat daging yang dihasilkan tinggi. Perlu lebih dari satu kilogram pakan untuk menghasilkan satu kilogram daging dalam satu siklus budidaya. Selain itu, pertumbuhan lele lokal terbilang sangat lambat. Lele lokal yang berumur satu tahun masih kalah besar dengan lele dumbo berumur 2 bulan!
Terdapat tiga jenis lele lokal yang ada di Indonesia, yaitu lele hitam, lele putih atau belang putih dan lele merah. Diantara ketiga jenis lele itu, lele hitam paling banyak dibudidayakan untuk konsumsi. Sedangkan lele putih dan merah lebih banyak dibudidayakan sebagai ikan hias. Lele lokal memiliki patil yang tajam dan berbisa, terutama pada lele muda. Apabila menyengat, racun yang terdapat pada patil bisa membunuh mangsanya dan bagi manusia bisa membuat bengkak dan demam.
2. Ikan lele dumbo
Ikan lele dumbo pertama kali didatangkan ke Indonesia dari Taiwan pada tahun 1985. Ikan ini menjadi favorit dikalangan peternak karena pertumbuhannya yang cepat dan badannya yang bongsor dibandingkan dengan lele lokal. Sebagai perbandingan, lele dumbo berumur 2 bulan besar badannya bisa dua kali lipat dibanding lele lokal berumur satu tahun.
Menurut keterangan eksportirnya, lele dumbo merupakan hasil perkawinan antara Ikan lele asal Taiwan Clarias Fuscus dengan ikan lele asal Afrika Clarias Mosambicus. Namun keterangan lain menyebutkan lele dumbo lebih mirip dengan Clarius Gariepinus yang hidup di perairan Kenya, Afrika. Banyak literatur yang menggolongkan lele dumbo kedalam jenis yang kedua, termasuk artikel ini. Untuk pastinya, perlu penelaahan lebih lanjut dalam mengungkap asal-usul lele dumbo.
Dari sisi fisik, ikan lele dumbo bisa dibedakan dengan lele lokal dari warnanya yang hitam kehijauan. Lele dumbo juga akan bereaksi ketika terkejut atau stres, kulitnya berubah menjadi bercak-bercak hitam atau putih dan kemudian akan berangsur-angsur kembali ke warna awal. Lele dumbo memiliki patil seperti lele lokal, namun patilnya tidak mengeluarkan racun. Lele dumbo juga cocok dipelihara di kolam tanah karena tidak mempunyai kebiasaan membuat lubang. Secara umum, lele dumbo bisa tumbuh lebih cepat, lebih besar dan lebih tahan terhadap penyakit dibanding lele lokal. Namun dari sisi rasa, daging lele dumbo lebih lebih lembek. Sebagian orang menganggap daging ikan lele lokal lebih enak rasanya dibanding lele dumbo.
3. Ikan lele sangkuriang
Ikan lele sangkuriang resmi dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2004. Penelitian ikan lele sangkuriang dilakukan oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPAT) Sukabumi sejak tahun 2002. Penelitian ini berawal dari kekhawatiran para peternak dengan menurunnya kualitas lele dumbo yang beredar di masyarakat. Penurunan disebabkan oleh kesalahan dalam menghasilkan benih dan penyilangan yang terjadi secara terus menerus. Hingga akhirnya diupayakan untuk mengembalikan sifat-sifat unggulnya dengan cara persilangan balik (back cross).
Ikan lele sangkuriang dihasilkan dari indukan betina lele dumbo generasi ke-2 atau F2 dan lele dumbo jantan F6. Induk betina merupakan koleksi BBPAT, keturunan F2 dari lele dumbo yang pertama kali didatangkan pada tahun 1985. Sedangkan indukan jantan merupakan keturunan F6 dari keturunan induk betina F2 itu. Penamaan Sangkuriang diambil dari cerita rakyat Jawa Barat tentang seorang anak yang bernama Sangkuriang yang mengawini ibunya sendiri. Sama seperti yang dilakukan BBPAT yang mengawinkan lele jantan F6 dengan induknya sendiri lele betina F2.
Dari hasil perkawinan ini ternyata didapatkan sifat-sifat unggul seperti kemampuan bertelur hingga 40.000-60.000 butir per sekali pemijahan. Jauh berbeda dengan kemampuan bertelur ikan lele lokal yang berkisar 1.000-4.000 butir. Lele Sangkuriang juga lebih tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara di air minim, dan kualitas daging yang lebih baik.
Hanya saja kelemahannya, peternak tidak bisa membenihkan lele Sangkuriang dari induk lele Sangkuriang. Apabila ikan lele Sangkuriang dibenihkan lagi, kualitasnya akan turun. Jadi pembenihan lele Sangkuriang harus dilakukan dengan persilangan balik.
Saat ini BBPAT sedang menggodok varian baru lele Sangkuriang, yaitu ikan lele Sangkuriang II. Jenis ini merupakan perbaikan dari Sangkuriang I. Ikan lele ini persilangan antara indukan jantan F6 Sangkuriang I dengan indukan betina F2 lele dari Afrika. Indukan lele Afrika dipilih karena ukurannya yang besar, bisa sampai 7 kilogram. Hal ini dipandang bisa memperbaiki sifat genetis lele Sangkuriang. Berdasarkan pemulianya, yaitu BBPAT, ikan lele Sangkuriang II pertumbuhannya lebih besar 10 persen ketimbang Sangkuriang dan bobotnya pun lebih bongsor.
Ikan lele sangkuriang II belum dilepas secara bebas. Pihak BBPAT masih melakukan uji multilokasi di daerah Bogor (Jawa Barat), Gunung Kidul (Yogyakarta), Kepanjen (Jawa Timur) dan  Boyolali (Jawa Tengah). Daerah tersebut memang dikenal sebagai sentra-sentra produksi lele nasional.
4. Ikan lele phyton
Berbeda dengan varietas unggul lainnya yang biasanya ditemukan oleh para peneliti, ikan lele phyton ditemukan oleh para peternak ikan lele di Kabupaten Pandeglang, Banten, pada tahun 2004. Ikan lele phyton merupakan hasil dari silangan induk lele eks Thailand F2 dengan induk lele lokal. Sayangnya tidak diketahui apa spesies dari indukannya dan dari generasi keberapa indukan ikan lele lokalnya berasal. Menurut para penemunya, indukan didapat dari ikan lele lokal yang banyak dibudidayakan masyarakat setempat secara turun temurun. Tapi berdasarkan beberapa literatur, lele phyton berasal dari induk betina lele eks Thailand F2 dengan induk jantan lele dumbo F6.
Ikan lele phyton mempunyai ketahanan terhadap cuaca dingin, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) lebih dari 90%. Sementara itu, FCR mencapai 1, artinya satu kilogram pakan menjadi satu kilogram daging dihitung mulai benih ditebar sampai panen dengan siklus pemeliharaan selama 50 hari.
Pada awalnya proyek Ikan lele phyton ini dilakukan untuk menjawab keluhan para peternak lele di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang. Mereka sering mengalami kerugian karena tingkat mortalitas yang tinggi dari benih lele yang dibeli dipasaran, seperti lele dumbo. Benih lele tersebut rupanya tidak cocok dibudidayakan di Desa Banyumundu yang beriklim dingin, pada malam hari berkisar 17 derajat celcius. Dengan metode try and error selama lebih dari 2 tahun akhirnya mereka menemukan varietas lele yang kemudian dinamakan Ikan lele phyton. Kualitas lele phyton ini juga diakui oleh Dinas Perikanan Budidaya Provinsi Banten.
Sesuai dengan namanya, lele phyton memiliki bentuk kepala seperti ular phyton. Gerakannya lebih lincah dari lele dumbo dan rasa dagingnya lebih gurih, tidak lembek. Dari segi rasa, lele phyton lebih mendekati lele lokal.

Panduan Cara Ternak Ikan Lele atau Budidaya Ikan Lele

A. Lokasi dan media untuk budidaya ikan lele
  • Ketinggian lokasi untuk budidaya ikan lele didaerah dataran rendah hingga dataran tinggi (sekitar 700 m dpl). Sedangkan  suhu ideal untuk kehidupan ikan lele antara 25-28°C. 
  • Untuk pertumbuhan larva antara 26-30°C. 
  • Pada masa pemijahan antara 24-28°C, dan untuk tingkat keasaman (pH) air kolam berkisar 6,5-9. 
  • Adapun tingkat kesadahan (derajat butiran kasac) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm. 
  • Kekeruhan air (turbidity) yang akan disebabkan oleh lumpur antara 30-60 cm, untuk mengukurnya bisa mnggunakan alat yang disebut sicchi disk.
  • Kemudian kadar oksigen (O2) untuk ikan lele dewasa 0,3 ppm sampai jenuh untuk burayak/anak lele. Kandungan CO2 harus kurang dari 12,8 mg/liter pada suhu perairan 25°C dan ammonium terikat 147,29-157,56 mg/l.

Walaupun ikan lele termasuk ikan yang dapat beradaptasi dilingkungan kondisi air minim, kualitas jelek, keruh, kotor serta sedikit oksigen, namun untuk menjaga kualitas ikan lele dan hasil budidaya yang maksimal sebaiknya air kolam untuk pemeliharaan sebaiknya tidak tercemari oleh limbah yang berbahaya.

B. Pembibitan ikan lele
Dalam menjalankan budidaya, tahap pembibitan sangat penting dan harus dipersiapkan dengan baik.
1. Penyiapan induk lele
Ciri-ciri induk jantan dan induk betina
Lele jantan ciri-cirinya:
  • Ukuran kepala lebih kecil
  • Warna kulit dada atau dasar badan lebih gelap dibanding induk betina
  • Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol (meruncing) memenjang ke arah belakang. Terletak dibelakang anus dan berwarna kemerahan
  • Gerakannya lincah
  • Tulang kepala pendek dan agak gepeng/pipih(depress)
  • Perut lebih langsing
  • Jika bagian perut di-stripping secara manual dari perut ke arah ekor, akan keluar cairan putih kental (spermatozoa;mani)
  • Kulit lebih halus dibandingkan induk lele betina.

Lele betina cirri-cirinya:
  • Ukuran kepala lebih besar
  • Warna kulit dada atau dasar badan agak terang
  • Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar, dan terletak di belakang anus
  • Gerakannya lamban
  • Tulang kepala pendek dan agak cembung
  • Perut gembung dan lunak
  • Jika bagian perut di-stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor, akan keluar cairan kekuning-kuningan (ovum/telur)
  • Kulitnya lebih kasar dibandingkan lele jantan

Induk lele yang dipilih harus cukup umur. Lele lokal mulai dewasa saat berumur 6-8 bulan. Pada umur ini, bobot badan lele lokal mencapai 100 g. Untuk lele dumbo mencapai dua atau tiga kalinya (200-300g). Artinya, pada umur ini induk lele sudah dapat bertelur. Selain itu, pilih induk yang memiliki panjang badan sekitar 20-50 cm.
Untuk budidaya, induk lele hendaknya berasal dari hasil budidaya yang telah terbiasa dengan kehidupan kolam.

2. Persiapan kolam pemijahan
Bagian dasar dan dinding kolam sebaiknya dibuat permanen. Jika tidak memungkinkan, pemijahan danpemeliharaan lele dapat dilakukan dikolam tanah atau kolam berdinding dengan dasar tanah. Kemiringan tanah dasar kolam dibuat sekitar 5-10 derajat.

Kolam pemijahan terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian dangkal (70%) dan kubangan (30%). Bagian kubangan dibuat dibagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm. Kubangan ini berfungsi sebagai tempat berlindungnya induk ketika kolam disurutkan.

Dalam pemijahan lele, pada sisi-sisi kolam perlu disiapkan sarang peneluran. Bagian dalam bak pemijahan perlu dilengkapi sarang berupa kotak kayu tanpa dasar berukuran (25 x 40 x 30) cm sebagai sarang pemijahan. 

Bagian atas kotak sarang diberi lubang dan tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Sementara itu, bagian depan kotak sarang sedikit gelap. Sarang juga perlu diberi ijuk dan kerikil sebagai media menempatkan telur hasil pemijahan. 

Selain dari kotak kayu, sarang pemijahan juga dapat dibuat dari tumpukkan batu bara, ember plastic, atau batang bekas lainnya. Sebelum digunakan, kotak sarang harus berada dalam kondisi higienis. Oleh karena itu, bersihkan sarang dengan mencucinya menggunakan air, lalu bilas dengan formalin 40% atau KMnO4, kemudian bilas dengan air bersih dan keringkan.

3. Pemijahan 
Pemijahan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemijahan alami dan pemijahan buatan (suntik/hipofisasi).
Dalam proses pemijahan alami ini ada dua cara yaitu, Pemijahan berpasangan dan Pemijahan massal, namun dicatan ini saya akan menginformasikan hanya pemijahan berpasangan saja.

Lele memijah sepenjang tahun. Pemijahan paling banyak terjadi bersamaan dengan datangnya musim penghujan, sepenjang musim hujan hingga peralihan musim kemarau. Sepanjang hidupnya, induk lele budidaya mampu memijah hingga 15 kali. Induk lele yang dipelihara dengan baik akan bertelur setiap 2-3 bulan sekali dan akan terus bertelur hingga berumur 5 tahun. 

Selama 10 hari, terhitung dari sejak induk dimasukkan ke kolam pemijahan, ketinggian air kolam yang dimasukkan hanya sebatas permukaan kubangan (30-60Cm). pada hari ke 10-20, air kolam dinaikkan sampai 10-15 cm (hingga menutup sarang peneluran), dan pemberian pakan dihentikan.

Denagn perlakuan ini, dalam waktu 10 hari berikutnya induk akan memijah dan bertelur dalam sarang yang tersedia. Lebih kurang 24 jam berikutnya, telur akan menetas, burayak bisa tetap berada dalam pengasuhan induk atau dipelihara terpisah dalam kolam ipukan (kolam pendederan).

Pemijahan berpasangan
Pemijahan secara berpasangan tidak jauh berbeda dengan pemijahan alami. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran kolam pemijahan yang dibutuhkan. Bak atau kolam pemijahan secara berpasangan dapat dibuat dari semen atau teraso dengan ukuran 1m x 1 m atau 1m x 2 m. Sebagai tempat memijah, kolam perlu dilengkapi sarang pemijahan pada bagian dalamnya.

Setelah kolam pemijahan siap, tebarkan sepasang induk dalam bak yang telah diisi air setinggi sekitar 25 cm. Kondisi air sebaiknya mengalir dan penebaran sebaiknya dilakukan pada pukul 14.00-16.00. Biarkan induk selama 5-10 hari dan berikan pakan secara intensif. Memasuki hari 10 hari, sepasang induk ini biasanya telah berpijah, bertelur, dan menetaskan telurnya dalam waktu 24 jam. Telur-telur yang baik adalah yang berwarna kuning cerah.

Anak-anak lele yang telah menetas dan masih kecil (stadium larva) dapat diberi pakan alami beruapa kutu air atau jentik-jentik nyamuk. Setelah ukurannya bertambah besar. Anak lele dapat diberi cacing dan kuning telur rebus.

4. Penetasan 
Penetasan telur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
  1. Ditetaskan dikolam ipukan/pendederan
  2. Dibiarkan menetas secara alami disarang yang terdapat pada kolam pemijahan.

Cara 1
Terdapat langkah-langkah yang ditempuh jika telur dipelihara dalam kolam ipukan (kolam pendederan), yaitu:
  • Segera keluarkan telur begitu pemijahan selesai.
  • Pelihara secara intensif telur-telur tersebut dalam kolam ipukan (kolam pendederan).
  • Pertumbuhan larva membutuhkan suhu air kolam antara 26-30°C.

Cara 2
Jika dibiarkan berada dalam asuhan induknya, biarkan telur menetas dan pemisahan burayak dengan induk dilakukan secara bertahap.
Adapun pemisahan induk dan burayak dilakukan dengan tahapan berikut.
  • Saat benih berumur seminggu, segera pisahkan induk betina dari kolam dan biarkan pejantan tinggal di kolam menjaga anak-anaknya.
  • Setelah berumur 2 minggu, pisahkan anakan dari induk jantan. Selanjutnya, keluarkan anakan lele dari sarang dan pindahkan ke kolam ipukan (pendederan).

Untuk mengumpulkan burayak, terlebih dahulu air kolam disurutkan hingga sebatas kubangan. Selanjutnya, benih dialirkan melalui pipa pengeluaran dan burayak lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederan dapat dipelihara secara intensif.

C. Pembesaran Benih
Setelah menetas, benih hasil pemijahan perlu mendapat perhatian ekstra dan pemeliharaan intensif. Pemeliharaan  intensif ini diharapkan mampu menekan angka kematian benih dan membuat pertumbuhan benih menjadi lebih pesat.
Pemberian pakan
  • Pada hari ke-1 sampai ke 3, benih lele tidak perlu diberi pakan tambahan karena masih memiliki kantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.
  • Hari ke-4 hingga akhir minggu ke-2, benih diberi zooplankton, yaitu daphnia dan artemia yang mengandung protein 60%. Dosisnya 70% kali biomassa setiap hari. Dua jenis pakan alami ini diberikan 4 kali sehari. Pakan ditebar di sekitar tempat pemasukan air (inlet).
  • Kira-kira 2-3 hari menjelang pemberian pakan zooolankton berakhir, benih lele sedikit demi sedikit dikenalkan dengan pakan berbentuk tepung yang mengandung protein 50%. Pakan tepung tersebut dapat berupa campuran kuning telur, tepung udang, serta sedikit bubur nestum. Untuk membiasakan pada pakan baru tersebut, pakan bentuk tepung diberikan sekitar 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton.
  • Minggu ketiga, pakan tepung diberikan sebanyak 43% kali biomassa setiap hari.
  • Minggu keempat, pakan tepung diberikan sebanyak 32% kali biomassa setiap hari.
  • Minggu kelima, pakan tepung dberikan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.
  • Minggu keenam, benih diberi pakan berupa pellet apung.
Pendederan dan pembesaran
Pemeliharaan benih lele dilakukan di kolam ipukan (pendederan) dengan melalui tiga tahapan pendederan, yaitu pendederan 1, 2, 3.
kolam pendederan 1 digunakan untuk merawat benih hingga ukurannya mencapai sekitar 1-3 cm. kepadatan kolam pendederan untuk benih seukuran ini antara 60-100 ekor/m².

Selanjutnya, benih ukuran 3 cm ini dipelihara lebih lanjut pada kolam ipukan 2 hingga usianya mencapai 21-30 hari dan panjangnya sekitar 5-6 cm. Benih seukuran ini dapat dipelihara kembali dalam kolam ipukan 3 atau bisa juga dijual sebagai benih.

Selepas dipelihara dalam kolam ipukan (kolam pendederan) 3 hingga umurnya menginjak 35-45 hari, panjang badan lele telah mencapai 10-15 cm. Benih seukuran ini akan cepat besar apabila dipelihara dalam kolam pembesaran.

Walaupun panduan cara ternak dan budidaya ikan lele ini sangat singkat, tapi bagi anda yang mau memulai ternak atau budidaya lele, info panduan di atas tadi semoga jadi nilai tambah bagi anda dan semoga menjadi informasi yang bermanfaat, namun bagi anda yang ingin mendapatkan info yang lebih lengkap silahkan baca saja bukunya.

 
 

Cara Budidaya Ikan Lele di Kolam Terpal

Langkah budidaya ikan lele di kolam terpal nyaris sama juga dengan membudidayakan lele di kolam tanah, perbedaan cuma terdapat pada media serta tehnik pemupukan kolam lele. Kolam lele yang terbaik yaitu kolam yang sesuai antara lebar kolam dengan populasi bibit lele yang ditebar. Standart kemampuan kolam lele yaitu 100 ekor/m3 (1 meter panjang x 1 m lebar x 1 m tinggi air). Seluruhnya type lele (sangkuriang, dumbo serta yang lain) bisa dipelihara di kolam terpal.
Keunggulan pelihara ikan lele di kolam terpal diantaranya :
·         Terpal mudah didapatkan, dan harganya cukup murah
·         Kontaminasi dengan tanah yang tidak diketahui kualitasnya dapat dihindari.
·         Kontrol air mudah diatur baik dari segi kualitas maupun kuantitas air
·         Meminimalisir hama yang sering terdapat di permukaan tanah seperti berang-berang dan sejenis bakteri.
·         Praktis dalam pemanenan lele.
Pada mulanya kita mesti bikin rencana khususnya tentang jumlah bibit lele yang bakal kita tebar, hal semacam ini untuk sesuaikan luas kolam yang bakal kita buat. Janganlah bikin kolam ikan lele terlampau besar maupun terlampau kecil. Sesudah kita meyakinkan jumlah ikan lele yang bakal kita rawat kita telah dapat bikin kolam terpal dengan perosedur tersebut.
Pertama gali tanah setinggi 1,5 m dengan luas 1 m untuk 100 ekor lele. Sesudah tanah itu digali tekan-tekan permukaan galian sampai rata, jauhkan kerikil, bebatuan serta benda keras yang lain dari permukaan galian kolam tanah. Semprot galian tanah itu dengan disinfektan untuk aksi sanitasi. Setelah disanitasi biarlah galian kolam itu sepanjang tiga hari. 
Gunakan terpal seluas galian yang kita buat, lebihkan terpal selebar 50 cm di tiap-tiap segi galian. Untuk menahan terpal yang bakal di isi air jadi kolam dapat menimbunnya dengan tanah atau dipancang dengan kayu. Terpal yang dipakai yaitu terpal yang bisa bertahan sepanjang 3 bulan dalam rendaman air misalnya ; terpal tenda atau terpal plastik kaca tidak tipis.
Untuk bikin air awal kolam terpal ini ada dua langkah yaitu :
1.    Air awal yang mengandung banyak plankton didapatkan dari kolam khusus untuk pembuatan air plankton, caranya selain membuat galian untuk kolam terpal kita juga membuat satu kolam tanah khusus untuk membuat air yang mengandung banyak plankton dengan cara pemupukan. Adapun langkah-langkahnya: buat galian kolam dari tanah seluas yang diperlukan, isi kolam tersebut dengan kompos sapid an biarkan selama 3 hari. Selanjutnya isi kolam tersebut dengan air bersih (jangan air PDAM) dan biarkan kurang lebih selama seminggu hingga air berubah menjadi kehijauan (artinya duah banyak plankton untuk pakan ikan lele nantinya). Air inilah yang dikuras dan dipindahkan ke kolam terpal.
2.    Cara kedua, membuat air plankton langsung di kolam terpal ikan lele. Caranya setelah terpal dipasang isi dengan kompos sapi (feces sapi), biarkan selama 3 hari, selanjutnya isi air bersih. Biarkan kolam terpal selama seminggu baru dimasukkan bibit lele.
Dari ke-2 langkah pemupukan kolam terpal di atas maka untuk ikan lele langkah yang terbaik yaitu langkah pertama yaitu lakukan pemupukan air di kolam terpisah. Hal semacam ini barangkali lantaran plankton cuma baik untuk konsumsi bibit ikan lele, sedang untuk lele yang telah besar tambah baik memakai pakan pelet. Berikan atap pada kolam ikan lele benar-benar disarankan, hal semacam ini untuk hindari kontaminasi air hujan yg tidak baik untuk perkembangan ikan lele lantaran air hujan memiliki kandungan asam.
 
 

obat alami untuk ikan lele

Dalam budidaya ikan lele kematian ikan yang tidak wajar menyebabkan kegagalan bagi peternak lele yang semua itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
1.      kematian lele dalam jumlah besar,
2.      pencurian,
3.      dimangsa oleh hewan predator,
4.      benih lele yang kurang baik/super,
5.      harga jual yang murah,
6.      serta harga pakan yang terus naik dengan tidak diimbangi harga jual lele.
Keenam hal ini jika tidak dicermati dan diperhatikan, akan menjadi momok bagi peternak ikan lele (apalagi bagi pemula). Di sini kami akan memberikan sedikit pengalaman yang kami peroleh setelah kami berusaha membudidayakan ikan lele. Langsung saja tanpa berlama-lama, pencegahan dan pengobatan yang kami lakukan menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia dialam dan bisa didapat secara gratis (tidak memerlukan biaya).
Untuk pencegahan dan pengobatan penyakit kami menggunakan :
1.      garam
2.      mengkudu
3.      daun pepaya
4.      daun sirih
5.      arang
6.      bawang putih
Sebelum kita mempelajari khasiat dari bahan alami tersebut, kita perlu mengetahui bahwa penyakit pada ikan lele biasanya ditimbulkan dari perubahan suhu dan iklim secara ekstrim. Selain itu, faktor lingkungan dan pengetahuan yang kurang mengenai pembudidayaan ikan lele juga menjadi pemicu kegagalan dalam menggeluti usaha ini. 
Faktor lingkungan meliputi:
1.      Suasana kolam yang terlalu teduh atau terlalu panas 
2.      Lingkungan sekitar kolam yang kotor/ becek atau ditumbuhi semak belukar 
3.      Suasana sekitar kolam yang terlalu bising 
4.      Penggunaan air yang sudah tercemari bahan kimia berbahaya 
5.      Banyak predator yang sering masuk kelingkungan kolam(burung, ayam, kelelawar, ular, entok/bebek) 
6.      Udara disekitar kolam yang kurang sehat(udara yang tercemar zat berbahaya) 
7.      Air kolam berlumut dan banyak daun serta ranting yang masuk kedalam kolam 
Faktor kurangnya pengetahuan:
1.      Ikan lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yeng bersifat karnivora, sehingga menjadi kanibal jika tidak tepat waktu penyortiran/penyeleksian dan jika pemberian pakan yang tidak cukup dan merata 
2.      Ukuran kolam yang kurang ideal untuk ukuran kolam pembenihan dan kolam pembesaran 
3.      Ketinggian air dalam kolam pembenihan ataupun pada kolam pembesaran 
4.      Kepadatan benih ikan lele yang tidak disesuaikan dengan ukuran kolam dan ketinggian air 
5.      Sirkulasi air dalam kolam yang kurang terjaga dengan baik 
6.      Pemilihan waktu yang kurang tepat saat pemberian pakan 
7.      Penggunaan pakan buatan/pabrik yang kurang bergizi serta tidak disesuaikan dengan ukuran ikan lele 
8.      Pemberian pakan buatan/pabrik tidak cukup merata bahkan secara berlebihan dan tidak habis dimakan oleh ikan lele 
9.      Penggunaan alat-alat penunjang seperti seser, bak, alat sortir, ember, dsb yang kurang steril 
10.  Pemilihan indukan yang kurang sehat dan berkwalitas dalam proses pemijahan serta pemilihan bibit yang tidak super dalam proses pembesaran


Ada tiga usaha pencegahan dalam budi daya lele, yaitu :
A.    Pencegahan Terhadap Bibit Penyakit
Penanganan sederhana seperti ini jauh lebih mudah, efisien, dan efektif daripada harus mengobati ikan yang sudah terserang penyakit. Berikut ini langkah-langkah pencegahan agar tele terhindar dari bibit penyakit.
1.      Sterilkan kolam pada tahap awal budi daya menggunakan sabun cud cair, lalu rendam dengan kaporit. Bilas dengan air hingga bersih.
2.      Rendam langsung bibit yang baru ditebar ke dalam kolam pembesaran yang telah diberi garam. Misalnya, untuk kolam berukuran 2 x 3 x 0,6 in dengan ketinggian air 10­15 cm, cukup diberi 2-3 genggam garam dapur.
3.      Jaga agar air kolam tetap bersih dengan mengganti air secara rutin.
4.      Hindari pemberian pakan yang berlebihan. Hindari membeli bibit yang sudah terserang penyakit.
5.      Hindari penggunaan alat bantu budi daya yang tercemar penyakit. Sebaiknya, rendam peralatan tersebut dalam larutan kaporit selama semalam sebelum digunakan.
6.      Cuci dan bilas peralatan hingga bersih, sebelum digunakan kembali. Kuras dan cuci kolam pada setiap akhir panen menggunakan sabun cuci cair, lalu rendam dengan larutan kaporit selama semalam. Bilas dengan air hingga bersih sebelum digunankan kembali.
B. Menjaga Kualitas Air
Untuk menjaga agar kolam steril dari bibit penyakit, setiap akhir panen kuras kolam secara total.
1.      Cuci dan sikat menggunakan sabun cair, karena sabun ini memiliki daya bersih yang lebih tinggi dibandingkan sabun lainnya. Setelah selesai, bilas kolam dengan air bersih, hingga bau sabun hilang. Sementara itu, untuk meningkatkan sanitasi kolam dan membunuh berbagai bibit penyakit, rendam kolam menggunakan kaporit.
2.      Untuk kolam berukuran 2 x 3 m dengan ketingian air 10-15 cm, cukup menggunakan 2-3 genggam kaporit. Selain harganya yang murah, kaporit bisa digunakan beberapa kali. Lama perendaman kolam dengan kaporit cukup satu malam.
C. Pencegahan Agar Bibit Penyakit Tidak Menular
Metode pencegahan yang disarankan adalah menggunakan metode pengobatan sederhana dan murah yang selama ini telah diaplikasikan petani tradisional.
Selain mudah dan murah, cara ini tidak kalah efektifnya jika dibandingkan dengan menggunakan antibiotik kimiawi, seperti larutan meachytin green (MG), teracytin, atau kernicytin. Metoda yang dianjurkan tersebut seperti diuraikan di bawah ini.
1.      Pengobatan Sederhana dan Murah Penyakit (Bintik Putih, Karat, dan Kumis Keriting)
·         Pindahkan ikan yang masih sehat ke kolam penannpungan sementara.
·         Kuras kolam dan buang seluruh bibit yang sakit atau mati.
·         Untuk membunuh bibit penyakit yang mungkin masih menempel di kolam, rendam kolam setinggi air yang dibuang.
·         Larutkan 25 mg kaporit ke dalam 1 liter air, lalu tambahkan ke dalam kolam. Biarkan selama semalam.
·         Kuras kembali kolam dan bilas dengan air bersih. Isi kembali kolam dengan air besih hingga ketinggian 10-15 Cm.
·         Pindahkan kembali bibit dari kolam penampungan sementara ke kolam pembesaran. Rendam bibit lele dengan farutan garam dapur.
·         Untuk kolam berukuran 2 x 3 rn, cukup diberi 2-3 genggam garam dapur. Tambahkan tumbukan daun pepaya secukupnya ke dalam kolam ikan yang terkena penyakit.
·         Lakukan pengobatan selama 3 hari dan ganti air setiap hari.
2.      Pengobatan Penyakit Busung
·         Pindahkan lele yang masih sehat ke kolam penampunngan sementara.
·         Kuras kolam dan buang seluruh bibit yang sakit atau coati.
·         Agar kotoran atau bibit penyakit yang disebabkan lele yang mati bisa hilang, sikat dan bersihkan kolam menggunakan detergen.
·         Bilas hingga bersih. Isi kembali kolam dengan air besih setinggi 10-15 cm.
·         Pindahkan kembali bibit lele yang masih sehat ke kolam pembesaran. Taburkan garam dapur ke dalam kolam untuk rnembunuh bibit penyakit yang mungkin akan muncul akibat lele mati terserang penyakit kembung.
Tambahan :  
Obat Alami Penyakit Gantung Pada Ikan Lele
Biasanya kalau ikan lele peliharaan anda mengalami gantung seperti berdiri itu berarti ikan anda kena penyakit kalau tidak segera di obati maka akan bisa mengakibatkan kematian pada ikan, saya pernah mengalami hal tersebut segera saya obati ikan saya dengan buah mengkudu caranya:
1.      Siapkan buah mengkudu yang telah masak 
2.   Remas-remas kemudian lemparkan ke kolam
2.      Biarkan beberapa saat sampai buah mengkudu tersebut menyatu dengan air kolam anda

3.      Tunggu khasiatnya beberapa jam sampai ikan peliharaan anda sembuh.
 

1 komentar: